Sabtu, 27 Agustus 2016

Jangan Bicara Tanpa Ilmu

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
“Janganlah engkau mengikuti segala sesuatu yang engkau tidak punya ilmu fakta dan data tentang nya dengan mata, pendengaran dan hati semuanya akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT.
Kaum muslimin rohimani wa rohimakumulloh dalam ayat ini terdapat satu kaidah yang sangat penting dan sangat mulia yang seandainya setiap muslim mengerjakannya dan mengamalkannya maka betapa indahnya hidup ini, yaitu Allah SWT melarang kita untuk berbicara tentang suatu hal kecuali kita punya bukti, punya fakta dan punya data akurat tentang hal tersebut. Kita tidak boleh berbicara tentang suatu hal cuma dengan dasar prasangka, praduga, isu dan humor. Maka sebagaimana penjelasan prara ulama’ ahi tafsir ketika menjelaskan ayat ini bahwasannya makna ayat:

“janganlah mengatakan saya melihat demikian dan demikian padahal anda tidak melihat, jangan anda katakan saya mendengar seperti ini seperti itu padahal anda tidak pernah mendengarnya, namun anda katakan si fulan, si A itu begini begini manakala anda punya data yang jelas, anda punya data yang akurat , anda lihat sendiri, anda dengar sendiri bahwasannya si A itu melakukan demikian dan demikian, dan kita tidak boleh mengatakan bahwasannya si B mengatakan demikian dan demikian padahal anda tidak mendengarnya “

Namun kita baru diperbolehkan untuk mengatakan bahwasannya si B itu mengatakan demikian dan demikian setelah kita dengar sendiri baik secara langsung atau dengan rekaman yang valid bahwasannya si B itu mengatakan demikian dan demikian. Jika kita tidak punya data, jika kita tidak punya fakta, kita tidak punya landasan yang jelas maka kita tidak boleh berkomentar bahwasanya si A dan si B tidak mengatakan demikian ataukah mengatakan demikian dan demikian. Sebagaimana Nabi SAW sampaikan dalam hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Muslim di muqoddimah Shohih Muslim, Nabi SAW bersabda:
“cukuplah seseorang itu terjerumus dalam dusta, dan cukuplah seseorang itu menjadi pembohong manakala dia ceritakan kembali semua kabar yang sampai ke telinganya tanpa dia saring tanpa dia pilah dan pilih mana kabar yang valid mana kabar yang benar dan mana yang tidak”

Maka seorang muslim dilarang untuk berkata berdasarkan rumor, sekedar isu namun harus memiliki data dan fakta yang akurat dan bisa di pertanggung jawabkan, dan orang yang menceritakan ulang semua yang dia dengar dari semua pihak , maka pasti dia terjerumus dalam dusta.

Terima kasih telah membaca artikel '' Semoga bermanfaat.

Bagikan Artikel ini di media sosial kamu:
Previous Post
Next Post

post written by:

0 komentar:

Berkomentarlah dengan baik dan bijak..